Sunday, November 30, 2008

Negosiator


Kemarin malam aku menonton film "The Negotiator" di stasiun TV Indosiar, film agak lama sih, tapi sangat bagus menurutku, aku menonton pertama kalinya kira-kira sekitar tahun 1998 deh. Pada awal cerita, diceritakan tentang seorang negosiator handal di kepolisian Chicago bernama Lt. Danny Roman (diperankan oleh Samuel L. Jackson) yang diberitahu oleh partner kerjanya yang bernama Nate tentang pencurian dana pensiun polisi oleh rekan-rekan mereka sesama polisi dari "Department of Internal Affairs", tapi Nate menjaga privasi mereka dengan tidak menyebutkan nama-nama mereka didepan Lt. Danny Roman. Malamnya Nate mati tertembak, dan Lt. Danny Roman yang dijebak sebagai pembunuh rekannya tersebut. Karena semua bukti-bukti mendukung kesalahan Lt. Danny Roman, sanggahan Lt. Danny Roman tidak dipercayai oleh rekan-rekan polisinya. Karena frustasi, Lt. Danny Roman menyandera beberapa orang yang berada di "Department of Internal Affairs", yaitu Cmdr. Grant Frost (diperankan oleh Ron Rifkin), Insp. Terence Niebaum (diperankan oleh J.T. Walsh), Maggie (diperankan oleh Siobhan Fallon) dan salah seorang informan yang kebetulan apes berada di kantor tersebut. Karena Lt. Danny Roman curiga dengan teman-teman dikantornya, maka ia meminta negosiator dari wilayah lain, Lt. Chris Sabian (diperankan oleh Kevin Spacey) untuk bernegosiasi dengannya (agar ia dapat membongkar kasus tersebut). Film menjadi seru ketika mereka mulai saling gertak, saling negosiasi dan saling adu teknik antara Lt. Danny Roman yang ahli negosiasi dengan Lt. Chris Sabian yang juga seorang negosiator handal.

Pada saat Lt. Danny Roman sedang menyandera, ada sebuah plot yang sangat menarik. Lt. Danny Roman yang mencurigai Insp. Terence Niebaum sebagai dalang semua kejadian tersebut, menanyakan kapan Insp. Terence Niebaum mengetahui adanya pencurian dana pensiun polisi. Waktu Insp. Terence Niebaum menjawab bahwa dia mengetahui hal tersebut baru-baru saja, waktu diberitahu oleh Lt. Danny Roman sendiri, Lt. Danny Roman gusar dan menuduh Insp. Terence Niebaum berbohong, karena menurut Lt. Danny Roman kebohongan seseorang bisa dilihat dari sorot mata seseorang pada saat ia menjawab pertanyaan. Insp. Terence Niebaum mengarahkan matanya kekanan atas sebelum menjawab, dan itu menurut Lt. Danny Roman adalah sebuah tanda kebohongan. Pada pertanyaan kedua yang sama, Insp. Terence Niebaum berusaha menjawab lagi tanpa menggerakan matanya, tapi tetap dianggap berbohong oleh Lt. Danny Roman, karena menurut dia kebohongan bukan hanya dilihat dari sorot mata seseorang tapi dari seluruh bahasa tubuh seseorang.

Hmm, menarik bukan? :)


Dalam melakukan sesuatu, pikiran, perasaan dan tindakan seseorang akan selalu sinkron, bila seseorang berbohong maka antara pikiran, perasaan dan tindakannya pasti tidak sinkron karena dia akan memikirkan apa yang akan dia katakan bila ingin menjawab dengan kebohongan, perasaan yang berkecamuk dan tidak enak karena melakukan suatu kesalahan sehingga tindakannya menjadi aneh. Tapi memang tidak mudah untuk mendeteksi kebohongan seseorang karena hal tersebut sangatlah kompleks untuk diamati. Yang harus diingat adalah bahwa makin licik seseorang, makin sering dia berbohong maka perubahan tersebut akan lebih sulit dideteksi.

Karena pikiran, perasaan dan tindakan seseorang adalah merupakan sesuatu yang saling terkait maka kita dapat membaca pikiran dan perasaan seseorang dengan bahasa tubuh yang dilakukan oleh orang tersebut. Bila kita dapat menyimpulkan dengan mudah dari bahasa tubuh seseorang, misalnya ia menangis karena sedih, dll maka hal tersebut dikatakan sebagai Conscious Body Perception. Tapi banyak hal menjadi kurang jelas untuk menerka bahasa tubuh orang tersebut, hal itu disebut sebagai Subcounscious Body Perception.

Mata adalah jendela dunia, kita dapat membaca seseorang dengan melihat matanya. Pada dasarnya daya ingat manusia dibagi menjadi 3 sudut pandang utama, yaitu:

1. Penglihatan / Visual
2. Pendengaran
3. Peraba / Perasa / Kinistetik

Ketiga hal tersebut diatas terekam didalam otak manusia pada lokasi yang berbeda-beda, bila orang sedang mengakses indera yang berhubungan dengan indera penglihatan maka secara otomatis ia akan mengarahkan matanya pada kortek atas yaitu dengan mengarahkan matanya pada arah atas, bila orang sedang mengakses indera yang berhubungan dengan indera pendengaran maka secara otomatis ia akan mengarahkan matanya pada kortek tengah yaitu dengan mengarahkan matanya pada arah tengah, demikian pula bila orang sedang mengakses indera yang berhubungan dengan indera perasa maka secara otomatis ia akan mengarahkan matanya pada kortek bawah yaitu dengan mengarahkan matanya pada arah bawah.

Demikian pula dengan arah kiri kanan yang dilihat oleh mata seseorang. Bila seseorang sedang memikirkan / mengimajinasikan tentang sesuatu yang berhubungan dengan indera penglihatan yang sudah pernah ia alami sebelumnya maka orang tersebut akan mengarahkan matanya kearah kiri atas, karena ia sedang mengakses remember images. Bila matanya mengarah kearah kanan atas berarti ia sedang berbohong, karena ia mengarahkan matanya pada constructed images, tempat ia sedang menciptakan bayangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Coba saja kita perhatikan orang yang kita tanyakan tentang makanan yang ia makan 1 minggu yang lalu, pasti ia akan mengarahkan matanya kearah kiri atas karena ia sedang berusaha membayangkan apa yang dia makan 1 minggu yang lalu, tapi perhatikan orang yang kita tanyakan tentang seekor badak yang berbintik biru, pasti ia akan mengarahkan matanya kearah kanan atas karena ia belum pernah melihat badak yang berbintik biru.

Bila seseorang mengarahkan matanya kearah kiri berarti ia sedang mengakses daerah remembered sounds, mengingat suara yang pernah dia dengar sebelumnya. Bila seseorang mengarahkan matanya kearah kanan berarti ia sedang mengakses daerah constructed sounds, menciptakan suara yang belum pernah ia dengar sebelumnya, menciptakan kebohongan suara.

Pandangan ke kiri bawah berarti mengakses daerah internal dialogue, tempat ia berbicara sendiri. Pandangan ke kanan bawah berarti sedang mengakses daerah Feelings, tempat ia merasakan emosi, tersentuh dan merasakan gerakan otot.

Seperti yang dikatakan oleh Lt. Danny Roman diatas, kebohongan bukan hanya dilihat dari sorot mata seseorang tapi dari seluruh bahasa tubuhnya, dari wajah, tubuh, tangan kaki, suara, dll.

Bila seorang berbohong maka ia akan berusaha untuk tidak memandang wajah yang diajak berbicara, dengan cara menunduk dan mengarahkan pandangan kearah lain. Ia akan kelihatan lebih tegang. Bila ia memiliki kulit wajah yang berwarna terang maka akan terlihat perubahan warna mukanya. Senyum kelihatan agak dipaksakan, hal itu bisa terlihat karena pada saat ia berbohong maka senyumnya hanya menarik mulut, tidak terjadi apa-apa dibagian mata, sedangkan pada saat normal, bila ia tersenyum maka mulut akan ketarik dan mata akan menarik kearah samping sehingga kelihatan lebih kecil.

Demikian pula bila seseorang berbohong, maka tubuhnya akan dipalingkan sedikit dari lawan bicara, bantuk badan tidak tegak, kelihatan tidak percaya diri dan kelihatan salah tingkah. Bila menjawab dengan kata-kata "tidak tahu", kadang-kadang seseorang akan mengatakan "tidak tahu" sambil mengangkat bahunya, bila sedang berbohong, seseorang biasanya hanya sedikit mengangkat bahunya, kelihatan tidak mantap.

Tangan dan kaki seseorangpun bisa untuk dijadikan pendeteksi kebohongannya. Orang yang berbohong biasanya menutup dirinya dengan melipat tangan didepan tubuh atau menyilangkan kakinya. Anak kecil biasanya akan langsung menutup mulutnya bila berbohong, pada orang dewasa hal itu sudah dihilangkan, tapi secara tidak sadar ia akan mengarahkan tangan kearah muka / wajah dengan menggaruk wajahnya tersebut, padahal ia tidak merasa gatal, misalnya dengan menggaruk hidung, kuping, dagu, leher, rambut, dll. Kaki digoyang-goyangkan untuk mengurangi ketegangannya (hanya bila pada saat normal ia tidak pernah menggoyang-goyangkan kakinya. Ingat bahwa kadang-kadang ada orang yang suka menggoyangkan kaki walaupun tidak berbohong, jangan salah deteksi). Tidak melakukan gerakan apa-apa tapi kelihatan kaku, terpatah-patah atau tidak bergerak seperti biasanya bila digerakkan.

Orang yang sedang berbohong ada sedikit kesulitan berbicara, mereka berusaha mengatasinya dengan suka mengatakan: "ehem-ehem...". Jeda kalilmat mereka dalam berbicara sering tidak lancar, sering terputus-putus dan selalu berusaha mengatur kata-kata yang keluar, misalnya dengan kata-kata: "Maksud saya.. hmm begini pak... hmm... ". Mereka sering berusaha meyakinkan lawan bicara bahwa ia jujur. Ia cenderung marah atau tersinggung bila ia menganggap kita tidak mempercayainya. Ia sering mengalihkan topik pembicaraan dan berbalik menyudutkan lawan bicaranya, ia ingin cepat-cepat mengakhiri topik pembicaraannya. Ia tidak berani menjawab pertanyaan yang jawabannya iya atau tidak, tapi ia bicara panjang lebar untuk mengalihkannya.

Yang perlu diingatkan bahwa jangan pernah langsung menghakimi seseorang sebagai pembohong bila menemukan satu atau dua tanda diatas, karena hal-hal diatas tidak menjamin 100% bahwa orang tersebut berbohong. Pelajari dulu kebiasaan mereka, karena kadang mereka melakukan kebiasaan yang aneh, yang kadang kita lihat sebagai tanda kebohongan padahal hal itu adalah kebiasaan mereka (yang normal). Kadang kita tertipu, karena bagi orang yang sudah terbiasa berbohong maka tanda-tanda diatas sudah bisa mereka tutupi, tapi jangan khawatir karena bahasa tubuh yang mereka lakukan tidak bisa menutupi semua tanda-tanda kebohongan.